Handiyan Personal Blog
Artikel

Tip Praktis NLP#53: Api Lilin “Terapi Trauma Api Cinta…”

“Pagiii pak Krish, thx a lot Terapi Musik TRAUMA CINTA-nya berhasil. Saya mengikhlaskan cinta yang pernah membelenggu saya selama 14 tahun. Sekarang rasanya PLOOONGG banget…He he andaikan saya dengar Terapi Musik TRAUMA CINTA 14 th yg lalu …hehe. Sukses buat pak Krishna…GBU”

Demikian SMS dari seorang sahabat Pendengar Sonora yang tinggal di Surabaya, pagi hari jam 9an Rabu, 29 Oktober 2008.

Apa yang hebat dari kejadian ini?

Tentu teknik atau metode NLP, bukan? NLP sangat terkenal karena metode-metode yang luar biasa. Fobia yang dulu memerlukan 2-3 bulan untuk disembuhkan, dengan teknik NLP paling hanya 5-10 menit saja. Banyak orang berkata kepada saya bahwa NLP luar biasa ya… Saya selalu menjawab: “Ya, NLP memang luar biasa” Namun, ada lagi yang lebih luar biasa. Orang tersebut bukan? Orang yang mau mengambil keputusan untuk sembuh, untuk berubah, untuk jadi lebih baik. Apa yang hebat dari orang tersebut? Tentulah, pikirannya, bukan? Nah, terakhir ini yang harus betul-betul disadari. Siapa yang paling hebat dari semuanya? Diayang menciptakan pikiran itu sendiri. Tuhan, Allah, Sang Maha Besar, Sang Maha Rahim, Sang Maha luar biasa…

Andalah yang menyembuhkan diri Anda sendiri

Demikian pernyataan yang selalu saya sampaikan di acara Terapi Musik Radio Sonora saat melakukan sesi terapi, dengan panduan langsung dari studio Jakarta 92.0 FM yang di relay ke jaringan Radio Sonora lainnya, juga radio-radio lain yang berminat menghadirkan acara ini melalui Indovision, tanpa harus membayar satu sen pun. Karena ini adalah misi pelayanan kami untuk masyarakat umum.

Repotnya adalah orang umumnya menyimpulkan bahwa sayalah yang menyembuhkan mereka. Padahal, diri mereka sendirilah yang menyembuhkannya. Kan, mereka yang mengambil keputusan. Saya tidak bisa membantu apapun, dengan teknik apapun, jika mereka tidak mau melakukannya, bukan? Saya hanya memandu, itu saja…

Mengapa kamu tidak mau mengakuinya?

Demikian seorang teman bertanya. Bukankah kamu yang menyembuhkannya? Bahwa saya menguasai salah satu teknik, itu hanyalah kompetensi saja. Bukanlahyang mengambil keputusan. Demikian, saya sampaikan melalui artikel ini, agar para pembaca, khususnya para sahabat Sonora menyadari hal ini. Saya hanyalah pelayan…

Mengakui bahwa sayalah yang menyembuhkan orang tersebut, hanya mengenyangkan ego diri dan memperbesar kesombongan saja. Dan, semua itu hanya membuat diri terikat dan terbelenggu dengan perasaan semu. Saya mau hidup bebas… Oke, kita lanjut…

Kok, bisa Trauma?

Nah, sms diatas menarik karena saya sendiri kaget. Rupanya dia sudah menyimpan Trauma Cinta ini selama 14 tahun. Astaga, begitu lamanya… Mungkin hal itu membuat dia tidak mau menikah lagi atau takut untuk pacaran. Duh, semoga setelah ini dia bisa membuka lembaran baru lagi. Kita doakan bersama ya untuk si pengirim sms di atas.

Mengapa kita bisa trauma? Kok, bisa lama sekali ya… Sudahlah itu bukan urusan saya, karena saya juga gak tahu he..he.. Jujur, saya nggak tahu. Saya hanya tertarik bagaimana bisa membantu orang banyak dengan teknik NLP yang saya kuasai, itu saja. Prinsip sederhana adalah…

Otak bekerja sangat cepat

Seseorang bisa tiba-tiba kaget dan setelah itu takut dengan kecoa. Hanya sebuah kejadian yang sangat cepat. Kalau otak kita bisa merekam kejadian itu dengan sangat cepat dan mengingatnya dengan sangat lama, artinya otak kita juga bisa membuangnya dengan cepat, bukan? Jadi, kata kunci dari terapi NLP adalah lakukan dengan cepat. Buang dengan cepat. Rubah dengan cepat… Dan, karena..

Alam Bawah Sadar kita bisa berkomunikasi dengan Bawah Sadar orang lain

Maka, saya berprinsip semestinya sesi terapipun bisa dilakukan di studio Jakarta dan didengarkan orang banyak, bukan? Tantangan inilah yang memunculkan ide dan pemikiran membuat Terapi Musik di Radio Sonora. Dan, kegiatan ini sangat pas dengan misi hidup saya. Karena saya bisa melayani orang banyak tanpa mereka harus hadir duduk di kelas pelatihan saya. Juga, tidak perlu bayar apapun. Sangat banyak hikmahnya…

Mulailah saya uji coba dan observasi beberapa sesi. Ternyata, acara Terapi Musik ini mendapat respon yang luar biasa. Akhirnya, diputuskan untuk dibuat rutin selama 2 jam. Karena kesibukan saya, terpaksa dibuatlah pada hari Minggu malam, jam 22:00 sampai 24:00. Sampai saya menuliskan artikel ini, acara Terapi Musik di Radio Sonora sudah berjalan sekitar 12 episode. Salah satu episode yang paling favorit di para pendengar adalah terapi Trauma Cinta he..he..

Ide Teknik Terapi Trauma Cinta

Sebenarnya saya asal aja he..he.. Saya sampaikan ke para pendengar Radio Sonora pagi harinya, agar sebelum acara Terapi Musik malam ini, mohon menyiapkan lilin. Biasalah teknik agar para pendengar jadi ingin tahu: “Buat apa’an sih?” dan setelah ada rasa ingin tahu, mereka akan seris, bukan? He..he.. teknik marketing sederhana yang masih cukup efektif…

Namun, sebenarnya pasti ada maksud dibalik semua itu. Pasti ada yang bertanya…

Mengapa Cahaya Lilin? Mengapa api?

Sedikit informasi yang “mungkin” tepat, juga “mungkin” ngaco. Katanya, Cinta itu terbuat dari energi api… Dan, karena cinta terbuat dari energi api, biarlah energi api pula yang menyelesaikannya. Puitis banget, toh. Jadi, kalo sekarang ini Andapun tertarik melakukan Self-therapy ini, segera siapkan lilin da…

Berikut ini prosedurnya….

1. Nyalakan sebatang lilin dan letakkan di depan Anda. Ambil jarak yang pas agar Anda merasa nyaman saat melihat cahaya lilin tersebut. Boleh 50 cm atau 60 cm di depan Anda.

2. Putarlah musik atau lagu kenangan yang memudahkan Anda mengingat kembali memori cinta masa lalu yang membuat Anda “trauma”, yang ingin Anda lepaskan atau buang, atau juga disobek, dibakar.

3. Ini yang penting. Usahakan tanpa berkedip, lihat, tatap dan perhatikan nyala api lilin di depan Anda. Lihat dengan rinci bagian demi bagian. Kadang nyala apinya bergerak sedikit ke kiri atau ke kanan, atau arah lainnya. Mungkin karena terkena hembusan nafas Anda. Amati, amati dan amati…

4. Sambil mengamati nyala api, pikirkan kembali memori “trauma” cinta yang Anda ingin lepaskan.Putar ulang film-nya, jika perlu, untuk yang terakhir kali. Terus lakukan sampai muncul kembali rasa sakit hati, kecewa, marah, mengutuk dan lain-lainnya.

5. Nah, saat rasa “trauma” cinta tadi muncul, secepatnya keluarkan dari dalam diri Anda, boleh melalui Mata, melalui telinga atau keluar begitu saja, bayangkan (visualkan atau imajinasikan) rasa tersebut melayang, dan bayangkan melayang menuju nyala api. Biarkan seluruh perasaan “trauma” cinta tadi, yang mungkin berupa gambaran, suara yang terngiang-ngiang atau apapun yang muncul, menjadi sirna, lenyap terbakar oleh nyala api…

Biarlah yang berasal dari api, kembali menjadi api…

walau mungkin ada rasa pilu di hati, uh..uh..sungguh pilu… hatiku hancur cur cur…

6. Terus lakukan, lakukan dan lakukan sampai seluruh perasaan “trauma” cinta tadi lepas semua dari dalam diri Anda dan menyatu dengan nyala api itu, terus lakukan sampai Anda merasa plooong…

7. Setelah selesai, petiklah buah-buah hikmah dari kejadian “trauma” cinta ini. Pasti ada hikmah, bukan?

8. Putarlah lagu yang sejuk, baik juga lagu-lagu rohani yang sesuai dengan iman Anda. Lagunya bebas saja…

9. Tidurlah yang nyenak, biarkan Alam Bawah Sadar menyelaraskandan menyeimbangkan kembali tubuh, otak, pikiran dan perasaan Anda, juga hati Anda…

Kegiatan Pelayanan

Ya, demikian yang dilakukan saat acara Terapi Musik di Radio Sonora dengan tema “Trauma Cinta”. Saya tidak pernah menyangka bahwa ada sahabat yang bisa mendapat hikmah dari acara ini. SMS di atas, sungguh menguatkan saya agar terus melayani, melayani dan melayani. Sayapun sampai saat ini, menolak untuk menerima bayaran dari acara Terapi Musik ini, karena ini adalah salah satu bentuk kegiatan dari misi hidup saya.

Dan, Radio Sonora sebenarnya telah menyelematkan jiwa saya, walau Radio Sonora mungkin tidak pernah tahu apa yang telah dilakukannya pada diri saya. Mohon doa agar acara Terapi Musik ini dapat terus berhikmah untuk orang banyak. Dan, bagi Anda yang berminat untuk…

Turut Hadir di Studio

Pada acara Terapi Musik di Radio Sonora setiap Minggu Malam pukul 22:00 – 24:00. silahkan Anda informasikan ke saya melalui SMS ke 0814 1003 2929. Untuk kota-kota lain, dimana ada stasiun Radio Sonora seperti Palembang, Bangka, Pontianak, Bandung, Semarang, Solo, Jogjakarta dan Surabaya, yang juga berminat hadir, juga silahkan SMS ke nomor tadi, saya akan atur waktu untuk hadir di kota-kota Anda. Tentu diluar jadual Minggu Malam.

Demikian, sharing pengalaman ini. Semoga teknik sederhana di atas, dapat pula berhikmah untuk Anda para pembaca, juga orang lain. Silahkan artikel ini di posting ke blog-blog yang Anda miliki, atau ke milis yang Anda ingin posting. Cukup cantumkan dari www.PortalNLP.com saja…

Pamit yooo…

Krishnamurti – Sedang di Kuta, Bali, 1 November 2008

NB:

Acara Peluncuran Buku Perdana saya “Share The Key” di Surabaya, dipilih pada Hari Pahlawan, Senin, 10 November 2008 di Gramedia Expo, Jl Basuki Rahmat, Surabaya, pkl 19:00-21:00.

Acara dibuat Workshop Pelatihan: GO DOUBLE “Teknik Cepat & Teruji Jadi Miliarder”. Tiket senilai Rp. 300.000,- Namun, bagi pembeli Buku “Share The Key” mendapat diskon khusus, sehingga cukup membayar Rp. 90.000,- Tiket Workshop dapat diperoleh di Toko-toko Buku Gramedia se Jawa Timur.

Demo Kekebalan Tubuh

Jika NLP modelling SPIRIT para Pahlawan Surabaya berhasil saya lakukan, maka pada kesempatan di Sby nanti, akan saya demokan bagaimana kedahsyatan Semangat Jiwa para pejuang kita yang berjuang dengan Bambu Runcing, tanpa rasa takut. Apa rahasianya? Mereka memiliki keyakinan Berkat Allah yang luar biasa yakni Tubuh Mereka Kebal.

Bahwa “Tubuh Lebih Mulia dari Besi”, sehingga tubuh kita tidak mempan dibacok. Semuanya hanya ingin menunjukkan bahwa Allah maha besar. Niat tulus perjuangan Para Pahlawan, membela Tanah Air, sungguh diberkati Allah.

Semoga modelling ini berhasil…

Ditulis oleh : Krishnamurti – Motivator Nasional.
Diambil dari : www.portalnlp.com

Related posts

Tips Performa Mengemudi Mobil Anda

admin

Ecommerce Website – Online Shopping Place

admin

Lagu Kebangsaan Negara-Negara Di Dunia

admin

Leave a Comment